1ST CHAPTER
By 허민재
Genre: Romance
Length: Chapters
Main Cast: Lee
Donghae, Kim Yoo Ra (OC)
Support Cast: Lee Donghwa,
Eunhyuk as Donghae’s Best Friend, Kwon Yuri as Yoora’s Best Friend, Choi
Sooyoung as Yoora’s Best Friend
Disclaimers: ALL
RIGHT RESERVED. THIS STORY IS TRULY MINE. I DO NOT COPY OR EVEN STEAL ANY
OTHERS' STORY. IF THERE'S SOME SIMILARITIES WITH THE OTHER, PLEASE FORGIVE ME.
EVERY STORY I WRITTING WAS COMPLETELY FROM MY OWN MIND.
A/N:
Perhatikan setiap sudut pandang yang dipakai! Kemungkinan akan ada sudut
pandang yang tidak akan dijelaskan disini. SORRY IF THERE'S AN TYPOS. Please
give a comment after read this.
NOW, HAPPY READING GUYS!! :-)
Seorang pemuda berusia sekitar 20 tahun tengah asyik dengan
komputernya. Apalagi jika bukan sedang mencari-cari seorang gadis yang telah
menolongnya dari kecelakaan yang dialaminya sekitar 10 tahun yang lalu.
"Ya! Apa yang sedang kau lakukan, eoh? Kau sedang
mencari gadis yang sudah menolongmu itu lagi, eoh? Ya! untuk apa sih kau
mencarinya terus? Sia-sia saja, kau tau." celoteh seseorang yang tak lain
adalah Donghwa, kakaknya.
"Aaiihh, kau ini cerewet sekali. Lagipula bukan tanpa
alasan aku mencarinya, kau tau, eoh?" balasnya yang tanpa menoleh
sedikitpun—Matanya terus terfokus pada PCnya—.
"Memangnya kenapa kau mencarinya?"
Sontak ia menoleh dan berkata, "Hmm.. kalau
itu..."
FLASHBACK
One Street In Mokpo. 10 Years Ago...
Di suatu jalanan yang
amat padat kendaraan yang lalu lalang, Donghae yang pada saat itu masih berusia
10 tahun sedang mencoba untuk menyeberangi jalan sendirian. Entah sudah berapa
kali ia menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, menunggu jalan hingga sepi
dari kendaraan baru ia bisa menyeberang. Tapi jalan itu tetap saja ramai.
Membuatnya amat kesal karena menunggu lama. Akhirnya, ia pun nekat menyeberang
sendirian di saat jalanan sedang ramai.
"YA!! AWASS!!"
teriak seorang gadis. Lalu gadis itu pun berlari mengejarnya dan menariknya ke
pinggir jalan. Donghae hampir saja tertabrak mobil jika saja ia tidak ditolong
oleh gadis itu.
"Ya! Kau sudah gila
ya? Sudah tahu jalanan sedang ramai, kenapa kau nekat menyeberangi jalan,
hah? Kau.. kalau tidak bisa menyeberang
jangan nekat menyeberang sendirian." bentaknya, namun lembut.
"Aishh!! Aa.. aku..
aku kesal karena.. Jalanannya tidak mau sepi." balasnya terbata-bata.
"Kau tahu? Kau
hampir saja tertabrak tadi jika saja aku tidak menolongmu. Kau ini.. Ayo ikut
aku! Kalau kau mau menyeberang, sebaiknya jangan disini. Kkaja!" ucap
gadis itu. Lalu gadis itu pun menarik tangannya dan mengajaknya pergi.
"Ya! Ya! Kita mau
kemana?"
"Katanya kau mau
menyeberang? Kkaja!"
"Tapi tujuanku
bukan ke sana. Tempat tujuanku itu tepat di depan tempat dimana aku hampir
tertabrak tadi.." jelasnya.
"Apa? Kenapa kau
tidak bilang.."
"Kau tidak
tanya.." balasnya polos.
"Ya sudah. Kubantu
kau menyeberang. Kkaja! aku akan mengantarmu kesana."
Setelah itu, gadis itu
pun membantu Donghae menyeberangi jalan dan kemudian mengantarnya ke tempat
tujuannya.
FLASHBACK END
"Eh, Eh, Eh!! Jamkkanman. Lalu apa hubungannya dengan
yang kau ceritakan tadi?? Hanya karena itu kau ingin mencarinya, eoh??"
ucap Donghwa memotong cerita yang sedang diceritakan oleh Donghae.
"Eeishh!! Makanya dengar dulu, jangan dulu
memotong.."
FLASHBACK
"Untuk apa kau ke
tempat ini? Kau beli obat untuk siapa?"
"Untuk
ayahku."
"Memangnya tidak
ada orang lain? Kenapa harus kau yang membeli obat?"
"Mereka semua
sangat sibuk.."
"Ibumu
kemana?"
"Ibuku sedang
berdagang.."
"Kakakmu?"
"Dia di sekolah..
masih belum pulang."
***
"Aku jadi rindu ayah. Saat itu ayah masih ada,
ya?" gumam Donghwa disaat Donghae masih menceritakan kisahnya.
"Nado."
***
FLASHBACK
Tiba-tiba turun hujan....
"Aigoo.. kenapa
turun hujan? Ayo cepat masuk!" bujuk gadis itu. Lalu mereka pun berlari
masuk ke dalam apotek.
Beberapa menit kemudian..
"Kau sudah
selesai?" tanya gadis itu.
"Mmm.."
balasnya sambil menganggukan kepalanya.
"Aigoo.. bagaimana
kita bisa pulang di saat hujan lebat seperti ini?" ucap gadis itu pada
Donghae seraya memandang ke arah luar kaca pintu. Setelah itu, gadis itu pun
mengajak Donghae keluar apotek dan mereka pun berteduh di depan apotek menunggu
hujan reda.
"Eoh, Paman Park?
Untung ada dia. Sebentar ya, aku memanggil supirku dulu agar dia membantu kita
keluar dari sini.." ucap gadis itu.
"Park Ahjussi, aku
disini!!" teriak gadis itu.
"Eoh, nona muda?
Sedang apa nona disana?" jawab paman Park, sopir gadis itu.
"Ahjussi, bisakah
kau membantuku?"
"Ne. Aku akan
kesana nona muda." ucap paman Park. Lalu paman Park segera menghampiri
gadis itu dengan memakai payung di kepalanya.
"Ah, Ahjussi,
bisakah aku pinjam payung itu?"
"Ne? Baiklah, nona
muda." lalu sopir itu menyerahkan payungnya dengan ragu-ragu kepada gadis
itu.
"Ini. Cepatlah kau
pulang. Kau tidak mau lama-lama disini kan, menunggu sampai hujan berhenti baru
kau bisa pulang, iya kan? Ini, pakailah payung ini dan cepatlah pulang. Kasihan
ayahmu pasti sedang menunggumu. Ahjussi, ayo kita pulang." ucap gadis itu.
"Tapi.. nona..
nanti nona akan..kehujanan.." ucap sang sopir ragu-ragu.
"Sudahlah, ahjussi.
Kan kita masih ada mobil. Sedangkan namja ini pulang dengan berjalan kaki.
Ahjussi tahu sendiri sekarang sedang hujan lebat. Ayo cepat kita pulang,
ahjussi. Kau, hati-hati ya."
FLASHBACK END
"Terus apa masalahnya? Langsung saja, kenapa sih!!" ucap Donghwa sedikit
kesal.
"Yeeeissh, sudah kubilang dengarkan dulu..."
Kemudian dia memulihkan ekspresinya setenang mungkin dan
mulai melanjutkan perkataannya, "Waktu itu, setelah dia pergi, aku
menemukan sesuatu miliknya terjatuh. Aku memutuskan untuk keluar memakai
payungnya itu dan memungut benda miliknya yang jatuh itu." jelasnya.
"Benda apa itu?" tanya Donghwa.
"Liontin.." jawabnya.
"Mwo? Liontin?"
"Ne. Ini dia kalungnya.." balasnya seraya
menunjukan benda yang dimaksud.
"Kim Yoo Ra.." ejah Donghwa saat melihat tulisan
yang ada di liontin itu.
"Hmm.. Eottae? Bagus kan?" tanya Donghae.
"Hmm.. biasa saja." jawab Donghwa tampak tak
tertarik.
"Aishh! Hyung.. Sudahlah sana, jangan ganggu aku!"
ucap Donghae kesal, kemudian kembali menatap PCnya dan melanjutkan
aktivitasnya.
"Aish! jinjja.. Ah! Matda! Aku kesini ingin meminjam
buku. Kau kan kutu buku, pasti kau punya banyak buku, iya kan?? Aku pinjam
buku, ya?" ucapnya seraya berjalan ke arah lemari-lemari buku Donghae.
"Kau punya buku sastra tidak?" tambahnya lagi
"Eoh, cari saja sendiri!" balas Donghae, tanpa
berpaling dari PCnya.
"Ihh, anak ini... apa kau gila? lemari sebanyak ini
bagaimana bisa aku mencarinya satu per satu, eoh?? Euuhh.. jinjja!! Dasar
Si-Kaca-Mata-Besar-dan-Si-Kutu-Buku yang Norak!" keluh Donghwa—Bagaimana
tidak kesal? Bisa dibilang lemari-lemari buku yang dimiliki Donghae berjumlah
lebih dari 5 lemari dan besar-besar pula.
"MWORAGO?! Kau bilang apa tadi?"
"Ah! Cepat katakan saja dimana bukunya!!"
"Arasseo, arasseo. Itu ada disitu. Di lemari yang
berwarna coklat.."
"Oh, geurae.. gomapta.. BIG GLASSES STUPID!"
"YA!!"
Keesokan harinya.....
Kyunghee University
@ Classroom
09.00 am
"Yeorobun, hari ini kita kedatangan mahasiswa baru. Aku
yakin kalian semua sudah tahu. Silahkan masuk!" ucap Professor.
"Ya, Myeolchi! Memangnya siapa mahasiswa baru itu,
eoh?" bisik Donghae pada Eunhyuk, sahabatnya.
"Neo.. Kau belum tahu?? Kim Yoo Ra, Model terkenal itu.
Dia juga anak pemilik kampus ini, dia akan sekolah disini setelah kemarin dia
baru saja kembali dari Jerman." jawab Eunhyuk, sahabatnya.
"Geurae? Hmm.."
Eh, tunggu dulu! Apa pria itu bilang? Kim Yoo Ra? Yoo Ra!!
"Kim Yoo Ra? Yoo Ra?...... MWO?? KIM YOO RA!!"
ucap Donghae terkejut, dan berteriak di saat ia mengucapkan kata 'Mwo?? Kim Yoo
Ra!!'
Teriakannya itu hampir terdengar satu kelas. Sontak semua
orang menoleh ke arahnya dan menatapnya bingung. Bahkan yang di sebut namanya
pun begitu.
"YA!! LEE DONGHAE!! Apa-apaan kau ini, hah?? Kenapa kau
berteriak, hah?? Ada apa denganmu, dan kenapa kau meneriaki nama Nona Muda,
eoh? Dasar kau!! Keluar dari kelasku!!" bentak Professor.
"Ya!! Kenapa kau tadi pake teriak-teriak segala sih,
eoh? Ada apa denganmu?" bisik Eunhyuk.
Baru saja Donghae berdiri dan akan keluar dari kelas
tersebut, tapi seseorang tiba-tiba saja berbicara, "Gwaenchasseumnida,
seonsaengnim. Biarkan saja dia. Jangan
keluarkan dia." ucap Yoo Ra lembut.
"Ye?? Ah, Ye. Ya! Lee Donghae, duduklah kembali."
perintah Professor.
***
Donghae's POV
Ya Tuhan! Akhirnya aku bertemu dengannya. Aku bertemu
dengannya. Sungguh suatu keajaiban bagiku. Selama delapan tahun. Delapan tahun
aku mencarinya dan kini akhirnya aku menemukannya.
"Lee Donghae! Kenapa kau tidak duduk juga? Cepat
duduk!"
"Oh.. Oh... Ne, seonsaengnim. Hehee...
joesonghamnida."
Mwo? Apa aku tidak salah lihat? Dia tersenyum padaku.
Hihii.. Sepertinya ia menertawaiku lebih tepatnya. Sudahlah. Daripada aku
melakukan hal yang lebih memalukan lagi, lebih baik aku cepat kembali ke tempat
dudukku.
Sebenarnya kejadian itu terjadi sepuluh tahun yang lalu,
saat aku masih berumur 10 tahun. Tapi aku mulai mencarinya delapan tahun yang
lalu. Kenapa? Karena sebenarnya setelah kejadian itu aku tidak hanya menemukan
liontinnya, tapi aku juga menemukan sebuah berkas juga terjatuh dan sepertinya
itu penting. Oke, kalau liontin aku yakin pasti ia tidak terlalu memikirkan.
Tapi kalau berkas itu? Yang kuyakini itu adalah sebuah kartu keluarga. Pasti
sangat penting. Aku ingin mengembalikannya waktu itu, tapi itu tidak mungkin
mengingat umurku waktu itu dan aku belum tahu apa-apa. Lagipula akan sangat
sulit bagiku bila aku mencarinya mengingat umurku waktu itu.
Dua tahun setelah kejadian itu aku melihatnya lagi *Melihat
dan bertemu itu berbeda ya^^*.
Tapi waktu itu aku melihatnya dari dalam kereta saat aku akan pindah ke Seoul
bersama keluargaku. Kumohon jangan tanya
alasannya aku pindah ke Seoul, aku sedang tidak ingin mengingatnya.
Disaat itulah aku memutuskan akan mencarinya dan akan mengembalikan liontinnya
beserta kartu keluarganya. Karena disaat umurku yang sudah dua belas tahun
waktu itu dan aku pula sudah mulai mengerti bagaimana menggunakan internet,
sudah pasti akan lebih mudah bagiku untuk mencarinya. Tentunya menggunakan
kartu keluarga itu. Tapi ternyata hasilnya nihil. Aku selalu tidak berhasil
menemukannya. Bahkan alamat yang tercantum di kartu keluarga itu sudah kucari
bersama Donghwa Hyung, tapi ternyata ia sudah tidak tinggal di sana lagi. Tapi
akhirnya aku dapat juga bertemu dengannya. Takdir. Ah! Tuhan memang sangat
baik.
Donghae's POV End
A/N: Tar dulu. Nyempil dulu, ya. Pokoknya bayangin aja uri
Fishy itu orangnya lugu abis.. tapi gak culun juga ;-) kaca matanya super guedeee, plus kutu buku ;-) Pemalu abis. Tapi pinternya
gak ketulungan. Maka dari itu, pas masih umur 12 tahun aja dia udah bisa nyari
orang pke kartu keluarga lewat internet.
Kebayang gimana tuh caranya? Gak tau deh. Pokoknya Donghae disini super kaku
dan pemalu. Tapi Jenius *Jelas lah, Panggilannya aja kutu buku*. Bayangin aja
deh semua itu. Bisa kan ya? :-) Nah, Nyok lanjuut..
***
"Nah, Nona Kim. Silahkan cari kursi anda." ucap
Professor.
"Ne, Seonsaengnim."
Lalu Yoo Ra melangkah pelan menuju tempat duduk yang kosong.
Melihat langkah Yoon Ra yang cenderung semakin dekat dengannya, Donghae pun
semakin salah tingkah. Ia semakin salah tingkah lagi mana kala Yoo Ra ternyata
memilih tempat duduk tepat di sebelah kanannya. Sudah jelas wajahnya sudah
seperti ikan kakap merah sekarang. :-D
....................
12.00 PM
"Baiklah, cukup sampai disini kelas kita pada hari ini.
Sampai jumpa di kelas berikutnya." ucap Professor.
"Ne, seonsaengnim." jawab para mahasiswa dengan
kompak. Setelah itu Professor pun keluar dari kelas tersebut.
Donghae's POV
Omona! Yoo Ra. Benarkah orang yang sedang duduk tepat di
sebelah kananku ini Yoo Ra? Aku masih tidak percaya..
"YAA!! Donghae-yah!! sedang apa kau? Mau ke kantin
tidak? Ya! kau dengar aku tidak sih?!! Ya!!!" ucap Eunhyuk yang sukses
membuatku tersadar dari lamunanku.
"Oh.. Oh, wae?"
"Aishh!! Perasaanku dari tadi kau terus memandangi Yoo
Ra bahkan sejak kelas sedang berlangsung.
Kau menyukainya, ya?" tanya Eunhyuk penasaran.
Menyukainya?? Yang benar saja. Umurnya saja bahkan lebih tua
3 tahun dariku.
"Ishh, kau ini.. Yang benar saja. Umurnya saja bahkan
lebih tua tiga tahun dariku."
ucapku sambil bergumam.
"Eoh? Dari mana kau tahu dia umurnya lebih tua tiga
tahun dari kita, hah?" ucapnya terkejut sekaligus bingung saat aku
mengatakan hal itu. Aishh!! Eottohke?
"Ah! Aah.. itu..euuhh.."
FLASHBACK
@ One Drugstore In Mokpo. 10 Years
Ago..
"Aigoo.. bagaimana
kita bisa pulang di saat hujan lebat seperti ini?" ucap Yoon Ra padaku
seraya memandang ke arah luar kaca pintu.
Beberapa menit kemudian...
"Ya! sepertinya kau
ini lebih muda dariku. Berapa umurmu?" tanya Yoo Ra saat kami tengah
meneduh di depan Apotek.
"Aku? umurku 10
tahun." jawabku.
"Hmm.. benar kan.
Umurku tiga tahun lebih tua darimu."
"Jinjja? Berarti
umurmu.. 13 tahun, benar kan?" tanyaku ragu-ragu.
"Hmm..
Majayo."
FLASHBACK END
"Hey! Donghae-yah! Kenapa kau melamun??" tanya
Eunhyuk sambil memukul bahuku, yang lagi-lagi membuatku tersadar dari
lamunanku.
"Eoh? Aniya. Sudahlah, itu tidak terlalu penting.
Kkaja! kau bilang mau ke kantin." kataku sambil menarik tangannya.
.......................
BUKK!!!
Tiba-tiba aku bertubrukan dengan seseorang. Siapa ini?
Sepertinya yeoja. Omo! Yoo Ra.
"Joesonghamnida." ucapnya sambil membungkukkan
sedikit badannya.
"Gg.. gwaenchanha, Yoo Ra-ssi.." ucapku
terbata-bata.
"Eoh, Donghae-ssi?"
"Eh? Kau tahu namaku?" Haha.. pertanyaan aneh.
"Loh, kau kan orang yang tadi dimarahi oleh Prof. Jang
karena berteriak-teriak di kelas. Kau ini bagaimana?" ucapnya sambil
tertawa kecil.
"Ohh, iya... Hehee.."
"Mannaseo bangapsseumnida, Donghae-ssi. Nan.. Yoo Ra
imnida." ucap Yoo Ra sambil mengulurkan tangannya.
"Ne.. bb.. bangapsseumnida. Lee Donghae.. imnida."
balasku terbata-bata seraya membalas uluran tangannya. Ah, eomma!!
"Ehemm.." ucap Eunhyuk tiba-tiba. Eh, sepertinya
ada yang tidak diharaukan dari tadi. Aku lupa kalau ada Eunhyuk disampingku.
Hehee..
Sontak aku pun melepaskan uluran tanganku dengan Yoo Ra.
Setelah itu, aku dan Eunhyuk pun pergi ke kantin.
***
06.00 PM @ My House
Kuhempaskan tubuhku di atas kasur. Aigoo! Lelahnya. Hari ini
banyak sekali tugas. Huft! Eh, liontin ini..
"Bagaimana caranya aku mengembalikannya, ya? Jujur saja
aku tidak berani mengembalikannya. Jika kukembalikan, kemungkinan yang akan
terjadi adalah...."
..................
@ Kyunghee University
Donghae menyusuri setiap jalan menuju kantin demi bertemu
dengan Yoo Ra. Ia bermaksud akan mengembalikan liontin milik gadis itu
kepadanya. Setelah menyusuri setiap jalan, Donghae bertemu dengan gadis itu
yang sedang asik mengobrol bersama kedua temannya. Lalu ia pun menghampirinya.
"Euurrhh.. eurrghh.. Aa.. Annyeong, Yoo Ra-ssi. Aa..
Aku kesini bermaksud ingin.. mengembalikan ini.." ucap Donghae
terbata-bata. Lalu dengan tangannya yang bergetar ia pun menyerahkan liontin
itu perlahan-lahan pada Yoo Ra.
"Igeo.. liontinmu." tambahnya.
"Ige Mwoeyo?" tanya Yoo Ra bingung.
"Ini.. liontin milikmu yang terjatuh sepuluh tahun yang
lalu.." jawab Donghae ragu-ragu.
"Mwo? Benarkah?" tanya Yoo Ra lagi yang kemudian
hanya dibalas dengan anggukan oleh Donghae.
Diambillah liontin itu dari tangan Donghae. Dilihatnya
liontin tersebut. Ternyata benar liontin itu miliknya. Liontin itu bertuliskan
namanya, Kim Yoo Ra. Tetapi setelah itu, tiba-tiba saja ia berkata, “Hmm..
benar ini punyaku. Gomawo.” ucap Yoo Ra lembut.
“Ah.. tapi sebenarnya kau tidak perlu mengembalikannya. Liontin seperti ini aku sudah punya banyak di
rumah. Jadi kau tidak perlu mengembalikannya. Hmm.. ini buatmu saja. Aku tidak terlalu
membutuhkannya. Apa sudah selesai? Kalau sudah selesai aku pergi duluan, ya.”
ucap Yoo Ra dengan santainya. Setelah itu Yoo Ra dan kedua temannya pun pergi, meninggalkan Donghae yang masih
mematung di tempat karena saking terkejutnya dengan apa yang dikatakan Yoo Ra
tadi.
….............
Aihhh… TIDAK! TIDAK!
“Aaarrkkhh… Aniya, aniya, aniya!! Tidak!! Iiish!!
Memalukan.” ucapku sambil menggeleng-gelengkan kepalaku.
Ish. Sudah jelas bukan? Dia itu perempuan yang sangat kaya,
tidak mungkin dia mau menerima kalung
ini, dan mana mungkin juga dia masih membutuhkan liontin ini.
“Ah, MOLLA!! Aku mau tidur.”
“Yak!! Apa yang sedang kau lakukan, hah? Seperti orang gila
saja. Oh iya, aku ingin mengembalikan bukumu. Igeo.” ucap Donghwa yang
tiba-tiba saja muncul didepan pintu kamar Donghae.
“Hmm.. simpan saja lah sendiri. Aku capek.” jawab Donghae
malas.
“Oh, geurae..”. Setelah itu Donghwa pun mulai melangkah dan
meletakan buku yang dipinjamnya semalam dari adiknya ke tempat asalnya.
Keesokan harinya..
12:00 PM @ Kyunghee University
“Baiklah, sampai bertemu di jam berikutnya.” ucap Professor
mengakhiri kelas hari itu. Setelah Professor keluar ruangan para mahasiswa pun
turut keluar ruangan seiring dengan keluarnya Professor.
@ Kantin
“Yak, Donghae. Kenapa kau dari tadi terus memandangi kalung
ini? Itu punya siapa?” tanya Eunhyuk.
“Eoh? Ani, ini bukan punya siapa-siapa.”
“Coba kulihat.” ucap Eunhyuk yang kemudian merebut kalung
yang digenggam Donghae. “Mwo? Kim Yoo Ra. Kalung ini punya dia? Kenapa bisa ada
padamu? Kau mencurinya, ya? Hah??” tambahnya setelah melihat kalung itu secara
intens.
“Mwo? ANI!!” ucap Donghae menolak keras.
“Bukan bagaimana? Sudah jelas-jelas kalung ini tertulis
namanya. Kau lihat! Kim-Yoo-Ra. Ah! Benar kan? Sudah lah kau jangan bohong
padaku.” ucap Eunhyuk dengan sedikit meninggikan suaranya, sampai-sampai Yoo Ra
yang baru saja datang ke kantin itu pun mendengar yang diucapkannya.
Sementara di seberang sana…
“Yoo Ra-yah, wae geurae? Kenapa kau tiba-tiba berhenti?”
tanya Yuri, temannya.
“Ani, kurasa aku baru saja mendengar ada yang menyebut
namaku.” ucap Yoo Ra heran.
“Kau benar, Yoo Ra-yah. Lihat kesana!” ucap Sooyoung,
temannya yang lain, yang kemudian menunjuk ke arah orang yang sedang menyebut
namanya, Eunhyuk.
“Bukan bagaimana? Sudah jelas-jelas kalung ini tertulis
namanya. Kau lihat! Kim-Yoo-Ra. Ah! Benar kan? Sudah lah kau jangan bohong
padaku.”
“Eh, bukankah itu Eunhyuk dan Donghae Si Kutu Buku itu?”
ucap Yuri tiba-tiba.
Setelah mendengar itu, sontak Yoo Ra melihat sebuah kalung
yang tengah di acung-acungkan oleh Eunhyuk.
‘Itu kan~’ batin Yoo Ra.
To Be Continued
Maaf dipostingnya kelamaan. Moga suka, ya. Komen dong. Don’t be Silent
Reader. You guys must leave a comment after read this. Udah, ya. See you ㅅㅡㅅ
No comments:
Post a Comment