2013/02/11

[FF] Happy Birthday For You



Judul: Happy Birthday My Love
Main Cast: Cho Kyuhyun, Park Minjae
Support Cast: Lee Sungmin
Genre: Tragedy
Rating: Teen
Type: Oneshot *sebenarnya gak terlalu yakin juga ini oneshot apa bukan coz kelebihan..
***
A/N: Annyeonghaseyo, semuanya^^... Oh iya, aku juga mw ngucapin saengil chukhahaeyo buat Kyuhyun oppa karena FF ini aku bikin spesial ultah kyu oppa. Walaupun udah kelewat jauh sih sebenarnya^^ tapi tak apa.
Oh iya, jangan lupa untuk visit blog aku ya http://mykpopidolworld.wordpress.com/
Oke langsung aja.. Check this out! Maaf ya kalo ada typo. Maklum masih amatir^^ semoga kalian suka ya sama FF aku yang ngaco ini..
HAPPY READING!
***
Park Minjae's POV
Hari ini tidak seperti biasanya langit sangat tidak mendukung. Begitu gelap dan sinar Sang Mentari pun seolah tak mampu menembus awan yang amat gelap itu. Angin mengibas sepanjang kota cukup kencang dengan suhu yang masih terbilang cukup rendah di luar sana. Perlahan titik air mulai turun membasahi kota. Titik-titik air itu lama kelamaan semakin deras. Akhirnya turunlah hujan yang ammat lebat. Cuaca di pagi hari seperti ini membuat siapapun enggan memulai aktivitas mereka masing-masing.





Kututup Jendela kamarku rapat-rapat, berusaha menghindari situasi dan keadaan di luar sana. Hari ini aku malas sekali keluar rumah. Akupun beralih dari jendela setelah menutupnya, lalu berbalik arah dan kembali menuju kasurku. Aku duduk disamping kasur, kutatap kalendar yang terletak diatas meja yang berada disamping kasurku. Akupun mengambilnya.
Hari ini genap delapan tahun. Delapan tahun semenjak aku pergi meninggalkan Negara kelahiranku, Korea Selatan. Terutama kota kelahiranku, Seoul. Aku sangat merindukan tempat itu. Terutama dia. Dialah alasanku mengapa hari ini aku kembali kesana. Tepat 6 jam dari sekarang, aku akan segera meninggalkan New York dan akan terbang menuju Incheon International Airport.
Kutatap kalung bergandulkan lumba-lumba itu yang tergeletak di meja. Kuraih dan kutatap kalung itu. Oh Tuhan! Aku sangat merindukannya. Sudah selama ini, apakah ia masih mengingatku?
12 jam kemudian, ICN International Airport..
Mwoya igeo? Apa sudah sampai? Kenapa perjalanan ini terasa singkat?
Kumantapkan langkah kakiku dan segera turun dari pesawat. Ini pertama kalinya semenjak delapan tahun lalu, aku kembali menginjakan kakiku di tanah Korea. Rasanya sangat menyenangkan. Aku amat tidak sabar ingin segera bertemu dengan seluruh keluargaku. Terutama dia. Aku ingin segera menemukannya.
Tiba-tiba saja seseorang menubrukku dari belakang saat aku sedang berjalan menuju kedalam bandara.
"Joesonghamnida." kedengarannya seperti suara seorang namja.
Aku pun menurunkan tubuhku dan membereskan barang-barang yang berjatuhan diatas lantai. Saat aku akan membereskannya, tiba-tiba saja tangan seseorang terulur dan beralih memberesi semua barang-barangku. Akupun mendongakan kepalaku hendak melihat siapa yang sudah membantuku itu. Betapa terkejutnya aku saat melihat namja yang sudah menolongku itu. Dia. Benarkah dia? Apakah aku tidak salah lihat?
Cho Kyuhyun
Benarkah ini dia? Oh Tuhan, aku ingin sekali menyapanya. Kyunnie-yah, ini aku. Apa kau masih ingat aku?
"Ini barangmu, agashi." Sepertinya tidak. Apa kau sudah melupakan aku? Semudah itukah?
Park Minjae's POV End
***
Cho Kyuhyun's POV
Aneh. Sepertinya aku pernah bertemu dengan gadis ini sebelumnya. Tapi dimana? Kapan? Entahlah. Kepalaku pening sekali. Sepertinya otakku tidak mau mengingat-ingat yang satu ini. Semenjak kecelakaan enam tahun lalu, aku seperti melupakan semuanya. Hanya keluargaku saja yang kuingat. Selebihnya aku lupa.
"Ini barangmu, agashi." ucapku sambil menyerahkan kembali barang-barangnya yang beejatuhan itu. Aku pun meninggalkan gadis itu sesaat setelah aku membungkukkan badanku dan berpamitan padanya.
"Tunggu." seru gadis itu saat aku sudah melangkah cukup jauh darinya. Aku pun sontak menghentikan langkahku.
"Ne?"
"Kyuhyun-ah, kau tidak ingat aku?" Apa maksudnya? Memangnya aku pernah mengenalnya sebelumnya?
"Ne? Maksudmu apa, agashi? Apa kita pernah saling kenal sebelumnya? Dan darimana agashi tahu nama saya?" Terlihat ia berjalan mendekatiku.
"Kyuhyun-ah, Kyunnie.. Benarkah kau tidak ingat aku?" Dia mengulang pertanyaannya.
"Ayolah, agashi. Apa maksudmu??" sekarang ia sudah ada di hadapanku.
"Kau tadi bertanya apa kita saling kenal, bukan? Ya, sangat. Kita dulu amat saling mengenal satu sama lain. Sangat akrab. Kyunnie-yah, benarkah kau sudah tidak ingat aku?" Nama panggilan itu. Sepertinya dia memang pernah mengenalku sebelumnya.
"Entahlah. Tapi benarkah kita dulu saling kenal? Aku tidak terlalu ingat kejadian lebih dari enam tahun lalu. Semenjak aku mengalami kecelakaan."
"Benarkah? Kau mengalami kecelakaan?" terlihat ia terkejut mendengar perkataanku yang terakhir tadi. Terlihat juga ia tersenyum miris. Apakah aku menyakitinya?
"Wae geurae? Ah, mianhada. Aku tidak terlalu mengingatmu. Tapi, siapa namamu?"
"Minjae, Park Minjae."
"Park Minjae?" Sepertinya aku tidak asing lagi mendengar namanya. Tapi otakku ini menolak untuk mengingat. Ah, kepalaku pusing sekali.
"Eoh, kau tidak apa-apa? Eoh, Kyuhyun-ah!"
Aku tidak bisa mendengar dan melihat apapun lagi. Semuanya gelap.
Cho Kyuhyun's POV End
***
Park Minjae's POV
"Eoh, Kau tidak apa-apa? Eoh? Kyuhyun-ah!"
Dia pingsan? Apa yang terjadi dengannya? Sebaiknya aku mengantarnya pulang.
"Eoh? Kyuhyun-ah?" Seru seorang namja di belakangku. "Neo wae geurae?" Ia sekarang tepat di sampingku. Ia menoleh padaku. "Dia kenapa?" tanyanya padaku.
"Mollaseoyo. Tiba-tiba saja dia pingsan."
"Sini. Biar kubantu." Ia menawarkan diri membantuku memopongnya.
"Oh, ne. Gomapseumnida."
@ Kyuhyun's House
Aku sampai di rumahnya. Aku menumpangi kendaraan milik Lee Sungmin, orang yang tadi membatuku memopong Kyuhyun. Dia sahabatnya. Tadi ia datang bersama Kyuhyun. Mereka baru saja kembali dari Paris, ia bilang untuk urusan pekerjaan. Banyak yang kami bicarakan saat masih di perjalanan. Aku juga memberitahunya seputar hubunganku dengan Kyuhyun. Ia terlihat sedikit shock ternyata aku pernah berhubungan sedalam itu dengan Kyuhyun. Ia tak mengetahuinya. Dan ia juga menceritakan soal kecelakaan yang menimpa Kyuhyun enam tahun lalu. Sungguh sangat tragis. Aku bahkan menangis saat mendengarkan pemaparannya. Aku tidak sanggup mendengarnya. Andai waktu itu aku ada di sisinya, entah aku sanggup atau tidak menerimanya. Setelah itu, ia juga meminta maaf soal Kyuhyun yang tak bisa mengingatku. Padahal setahunya, ia sudah sembuh total dari amnesianya, walaupun ada satu hal lagi yang susah sekali untuk ia ingat. Dia bilang mungkin itu aku sendiri, tentunya setelah mengetahui soal hubungan antara aku dan Kyuhyun, karena hampir semuanya ia sudah mengingatnya. Ia aneh, kenapa hanya aku yang tidak bisa diingatnya. Dia saja merasa aneh, apalagi aku. Aku sangat miris saat mendengarnya.
Aku pun turun dari mobilnya. Terlihat Sungmin oppa segera bergegas ke belakang pintu mobil, lalu ia pun kembali memopong Kyuhyun yang sejak tadi belum saja sadar.
"Ah, Minjae-ssi. Tolong bantu aku."
"Ah, ne." Akupun membantunya memopong Kyuhyun semampuku. Kami pun membawanya masuk ke rumahnya.
Pintu pun perlahan terbuka. Ternyata ibunya yang membukakan pintu untuk kami. Terlihat ia terkejut mendapati putranya pingsan. Tak lama kemudian ia menatapku. Apakah ia masih mengingatku? Tatapan matanya padaku sangat intens dan syarat akan kerinduan. Ia tak kalah terkejut begitu ia melihatku. Kami pun dipersilahkan masuk oleh omonim. Sungmin oppa pun memopong kembali Kyuhyun dan membawanya ke dalam kamarnya. Saat aku tiba di depan pintu kamar Kyuhyun, omonim menahan tanganku. Tatapan matanya seperti ingin meminta penjelasan. Aku mengerti maksud tatapannya, lalu akupun mengikuti perintah omonim dan menurutinya berjalan ke arah ruang tamu.
"kapan kau kembali, nak? Kenapa kau tidak mengabarkanku?" tanyanya lembut padaku.
"Euhmm.. keugae, aku.." aku ragu mengatakannya.
"Sudahlah, jangan dibahas. Apa yang membawamu kembali?"
"Omonim tahu pasti alasanku kembali lagi kesini." Aku berhenti sejenak, lalu aku pun melanjutkan ucapanku, "Aku sangat merindukannya, omonim. Aku tak bisa melupakannya. Aku menyampingkan jadwal kuliahku yang cukup padat demi bertemu dengannya. Akuingin segera bertemu dengannya." kulihat ia mengangguk. "Sebenarnya aku ingin memberinya kejutan. Tapi ternyata aku sudah bertemu dengannya duluan. Begitu aku bertemu dengannya, ternyata…" kau tidak melanjutkan perkataanku. Tapi sepertinya omonim paham maksud perkataanku barusan.
"Apa kau sudah tahu ia pernah mengalami kecelakaan?" tanyanya padaku. Aku mengangguk mengiyakan, "Sungmin oppa yang memberitahuku. Orang yang tadi bersamaku."
"Arayo." Ia pun mendesah sejenak. "Aku pun sama terkejutnya denganmu. Setelah ia sembuh dari amnesianya, aku mencoba mengingatkannya tentangmu. Tapi ternyata, aku heran kenapa hanya dirimu yang tak bisa diingatnya." Ia menghela napas sejenak sebelum ia kembali melanjutkan ucapannya, "Setelah itu, kucoba ingat-ingat kembali kejadian-kejadian sebelum kecelakaan itu terjadi. Setelah kau meninggalkannya, ia selalu murung sepanjang hari. Ia terus menerus mencarimu walaupun ia sudah tahu kau pergi meniggalkan negara ini. Tapi ia tetap mencarimu. Sepanjang hari ia frustasi karena terus saja mencarimu dan tak pernah ia temukan. Ia seperti sudah kehilangan akalnya ketika kau pergi. Aku sudah memberitahunya beberapa kali agar melupakanmu dan ia sempat menurutiku. Tapi ia tak bisa melupakanmu. Terlalu berat baginya untuk melupakanmu. Aku kasihan sekali melihatnya sepanjang hari terus mengurungkan dirinya di kamarnya. Ia amat frustasi. Ia tak bisa melupakanmu padahal ia sudah bersusah payah melupakanmu, tapi itu membuatnya semakin tersiksa. Ia terlihat seperti orang yang sudah bosan hidup waktu itu. Dan semuanya terjadi begitu saja. Ia mengalami kecelakaan hebat. Mungkin ia berniat bunuh diri waktu itu."
"Tapi Tuhan ternyata masih menyayanginya. Aku sangat bersyukur anakku masih bisa diselamatkan. Ia baru bisa sadar setelah seminggu ia tidak sadar-sadar. Lalu, ia lupa begitu saja. Melupakan semuanya. Hanya kami, keluarganya saja yang masih diingatnya."
Sungguh. Air mataku terus mengalir mendengar pemaparan omonim soal kecelakaan yang dialami Kyuhyun enam tahun silam. Aku tak bisa menahannya. Benarkah dulu ia sangat tidak bisa melupakanku sampai-sampai ia rela bunuh diri karena aku meninggalkannya? Aku sungguh kejam. Membuatnya tersiksa. Oppa jeongmal mianhaeyo.
"Omonim, Kyuhyun sudah sadar." Seruan Sungmin oppa membuat kami berdua segera menyeka air mata yang sedari tadi terus membasahi pipi kami. Kami berdua pun segera menoleh dan segera menuju kamar Kyuhyun.
Park Minjae's POV End
***
Author's POV
Mata itu perlahan membuka. Sayup-sayup ia melihat pemandangan didepan matanya. Tiga pasang mata tengah menatapnya sekarang. Dua diantaranya sangat ia kenal. Namun sepasang mata ini –yang kini tepat berada disamping kanannya, ia tak begitu mengenali gadis ini. Tapi melihat wajahnya, entah mengapa ia seperti dilanda petir dan badai yang amat hebat di kepalanya. Wajah itu tampak tak begitu asing, namun otaknya enggan untuk mengingat siapa sebenarnya gadis ini. Ia hanya sekilas mengingat pernah bertemu dengan gadis ini di bandara beberapa menit yang lalu. Selebihnya ia tak dapat mengingat apa yang baru saja ia bicarakan dengan gadis itu.
"Eomma, apa yang baru saja terjadi?" Ucapnya pada ibunya.
"Kamu pingsan, nak. Kau pingsan saat kau baru tiba di bandara bersama Sungmin." Jawab ibunya menjelaskan.
Matanya berputar ke kiri dan ke kanan hendak mencari sesuatu. Matanya pun berhenti di satu titik, tepat di matanya Minjae. "Eomma, siapa gadis ini?" tanyanya yang terus saja menatap bingung ke arah Minjae.
Ibunya sempat mendesah sesaat sebelum menjawab. Minjae terlihat menegang dan tubuhnya sama sekali tak bisa digerakkan. Ia mematung ditempatnya. "Dia tadi datang bersamamu, nak. Kau lupa? Dia membantu Sungmin untuk membawamu pulang."
"Saat aku datang juga kau sudah pingsan di rangkulan gadis ini, Kyu." Ucap Sungmin angkat bicara.
Ia mengerjapkan kembali matanya menuju gadis itu –menatapnya lebih intens. Melihat namja itu menatapnya sangat intens, Minjae terlihat semakin mengang. "Ya, benar. Sebelumnya aku bertemu dengannya di Bandara." Ucap Kyuhyun –tampak ia sedang menimbang-nimbang sesuatu.
Suasana hening seketika. Semuanya diam bagai patung. Tapi setelah itu, Kyuhyun Eomma terlihat menarik tangan Sungmin lalu menatapnya. Sepertinya ibu Kyuhyun sedang mencoba untuk memberi kelonggaran waktu kepada dua insan yang tengah saling tatap itu agar mereka lebih leluasa berbicara.
Melihat sikap ibunya Kyuhyun ini, Sungmin seolah mengerti maksudnya. Ia pun mengangguk pelan dan beralih menatap Kyuhyun seraya berkata, "Euuhmm.. Kurasa aku ada urusan. Aku pulang dulu ya, Kyu-yah. Omonim aku pamit. Minjae-ssi, sampai jumpa lagi." Sungmin pun meninggalkan mereka dan bergegas menuju mobilnya, lalu ia pun menancapkan gasnya dan segera meluncur meninggalkan rumah itu.
Melihat Sungmin yang sudah pergi, kini tinggal dirinyalah yang harus pergi. "Baiklah kalau begitu, eomma akan kembali ke dapur. Eomma akan membuatkan makanan untuk kalian." Ia segera meninggalkan mereka sesaat setelah ia sudah mengakhiri ucapannya.
Kini tinggal mereka berdua sajalah yang hanya ada di kamar itu. Suasana sempat hening dan tegang pada awalnya, namun tanpa disangka-sangka ternyata Kyuhyun memulai pembicaraan.
"Euhmm, Kau bilang namamu siapa?" tanyanya ragu-ragu.
"Minjae, Park Minjae." Jawabnya terbata-bata. Terdengar jelas ia masih belum bisa bersikap tenang. Tubuhnya pun masih gemetaran.
"Oh, ne. Minjae-ssi, aku sangat minta maaf aku tidak bisa mengingatmu. Aku juga aneh kenapa aku tidak mengingatmu. Kupikir aku sudah sembuh total dari amnesiaku. Tapi.. serius kita pernah saling kenal sebelumnya?"
Minjae sempat terdiam cukup lama. Namun kini ekspresinya tampak lebih tenang dari sebelumnya. Sepertinya ia sudah mulai mau membuka pembicaraan. "Hubungan kita dulu bahkan lebih dari sekedar teman atau sahabat. Lebih dari itu." Ucapnya seraya merundukkan kepalanya ke arah lantai, tatapannya datar.
"Benarkah?" Kyuhyun sudah membangunkan badannya sekarang –tampak sudah mulai pulih. Posisinya kini sudah berganti, ia sekarang sedang duduk di kasurnya. "Kalau begitu.. bagaimana kalau kita mengulanginya dari awal?" Ucap Kyuhyun menyarankan –sebenarnya lebih tepat terdengar seperti sebuah ajakan. Tetapi, Minjae hanya terdiam. Ia hanya menatap Kyuhyun bingung. "Maksudku mulai lagi dari awal. Hmmp.. seperti.." ia beralih menatap Minjae seraya mengulurkan tangan kanannya pada Minjae.
Awalnya Minjae sempat bingung maksud dari uluran tangannya itu. Tapi tak lama ia pun paham apa maksudnya, "Maksudmu kita berkenalan lagi dari awal?" Kyuhyun mengangguk setuju. Minjae sempat ragu-ragu mengulurkan tangannya hendak menjabat tangan namja itu. Namun tangan namja itu dengan cepat sudah merampas tangannya.
"Cho Kyuhyun imnida. Neoneun?"
"Euurrhh.. Jeoneun.. jeoneun.. Park Minjae imnida."
"Bangapta, Minjae-ssi" sedetik kemudian ia pun tersenyum manis pada Minjae.
Keadaan hening seketika, namun tiba-tiba pintu kamar terbuka perlahan-lahan. Sontak keduanya pun melepaskan genggaman mereka dan menoleh.
"Ini. Eomma bawakan makanan kalian."
"Ah.. omonim seharusnya omonim tidak perlu mengantarnya kemari. Kami juga bisa berjalan sendiri ke dapur." Ucap Minjae terbata-bata.
"Ah, tidak apa-apa. Ya sudah, ini makanan kalian. Dimakan, ya?"
"Ne, eomma." Ucap Kyuhyun. eomma Kyuhyun pun beranjak pergi dan meninggalkan kamar Kyuhyun.
Situasi kembali hening.
"Aa, sepertinya aku makan di meja makan saja. Aku agak sedikit tidak enka makan disini. Aku keluar dulu ya, Kyuhyun-ssi" ucap Minjae. Sempat ia kesulitan saat memanggil Kyuhyun.
"Eh, tunggu dulu. Bisakah kau menyuapiku? Aku masih kesulitan untuk makan entah kenapa."
"Ne?"
Park Minjae's POV
"Eh, tunggu dulu. Bisakah kau menyuapiku? Aku masih kesulitan untuk makan entah kenapa."
Apa? Maksudnya apa? Menyuapinya? Kenapa dia seperti itu? Cih, dari nada bicaranya sih seperti disengaja. Dia walaupun tidak ingat aku, tapi sikapnya padaku tidak berubah.
"Ne?"
"Eoh? Bisakan?" sekarang tampangnya memelas. Ah, aku paling tidak suka jika dia seperti ini.
"Euurhh.. Ne." Cih, tuh kan. Dia menyeringai.
Aku mulai berjalan ke samping kasurnya, dan duduklah aku disitu. Aku pun meletakkan piringku sementara di atas meja. Dan aku beralih mengambil piring makanan Kyuhyun. Dengan ragu-ragu aku pun menyuapinya perlahan-lahan. Ah, jantungku tidak bisa diajak kompromi. Padahal dulu aku sering melakukan seperti ini padanya.
Kau lihat saja Cho Kyuhyun, aku akan membuatmu ingat lagi padaku.
Park Minjae's POV End
***
Kyuhyun's POV
DEGG~
Eh, ada apa denganku? Kenapa jantungku berdetak kencang sekali? Dan, kenapa aku tadi tiba-tiba memintanya menyuapiku? Kenapa aku seperti ini? Bahkan aku tidak mau meminta eommaku menyuapiku. Ige wae ire? Rasanya seperti aku sudah terbiasa melakukan ini. Ah, gila!
"Ja! Makananmu sudah habis. Sekarang aku mau ke dapur dulu. Sekalian aku mau menghabiskan makananku dulu. Kau istirahatlah." Ucapnya tiba-tiba menyadarkanku.
"Eoh, geurae."
Kyuhyun's POV End
***
Author's POV
Keesokan harinya…
Hari ini seperti biasa. Kyuhyun harus pergi ke kantornya. Setupuk perkerjaan sudah menunggunya. Ia terlihat sudah berpakaian rapi layaknya orang kantoran dengan jas dan kemeja berdasinya. Ia pun segera keluar dari kamarnya dan langsung menuju meja makan. Kemudian ia pun segera melahap makanannyadengan terburu-buru.
"Eomma, aku berangkat ya." Pamitnya kepada ibunya.
"Eh, habiskan dulu sarapanmu."
"aku sudah terlambat, eomma. Sudah aku pergi, ya. Jaga diri eomma baik-baik." Ia pun membuka pintu utama dan segera menuju garasi, lalu masuk kedalam mobilnya dan langsung meluncur meuju kantornya.
Sementara itu di kediaman keluarga Park…
"Minjae-yah, bisakah kau bantu eomma membelikan beberapa bahan makanan ke minimarket?" seru Ibu Minjae.
"Ne, eomma. Uangnya mana?"
Nyonya Park pun menghampiri anaknya, Minjae yang tengah berada dikamarnya sedang memainkan laptop kesayanganya.
"Igeo. Dan ini juga list belanjaannya. Pastikan kau membei semuanya. Algechi?"
"Ne, algesseoyo. Ya sudah, aku pergi ya, eomma."
"Ne, hati-hati sayang."
"Ne, eomma."
Minjae pun keluar dari rumahnya. Ia pun berjalan kaki menuju jalan raya. Sesampainya ia di jalan raya, ia pun berjalan menuju halte bus. Sesampainya ia disana, ia pun berdiri smbil menunggu bus datang. Namun, ketika ia sedang asyik menunggu, ia sempat melirik-lirik ke kiri dan ke kanan jalan raya. Seketika itu, dari kejauhan ia melihat sebuah mobil audi hitam melintas. Sepintas ia tahu itu mobil milik Cho Kyuhyun. Saat mobil tersebut hendak melintasi halte bus, Minjae sontak mengulur-ulur tangan kirinya ke jalan –bermaksud ingin memberhentikan mobilnya. Untunglah jalanan tidak ramai. Jadi, iamudah membehentikan mobilnya. Seketika mobil itu mengerem dan berhenti. Si pengemudi, Kyuhyun terkejut melihat Minjae tiba-tiba memberhentikan mobilnya. Ia pun keluar dari mobilnya.
"Minjae-ssi? Kau sedang apa disini?"
"Ah, oppa. Bisakah kau mengantarku ke minimarket?"
Apa? Oppa? Apa Kyuhyun tidak salah dengar? Kenapa Minjae tiba-tiba memanggilnya dengan Oppa? Jantung Kyuhyun tiba-tiba berdetak semakin kencang.
"Oppa? Wae geure? Kau bisa, kan?" tanya Minjae sekali lagi yang berhasil membuat Kyuhyun tersadar.
"Eoh? Ne. Bisa, bisa. Ayo naiklah." Jawabnya tanpa sadar. Bukankah ia sedang terburu-buru sekarang ini? Minjae yang melihat tingkah aneh Kyuhyun hanya terkekeh melihatnya.
Minjae pun masuk kedalam mobil. Begitu pula dengan Kyuhyun. Perlahan mobil itu pun berjalan. Selama perjalanan tidak satupun dari mereka yang memulai pembicaraan. Mereka masing-masing berkelut dengan pikiran mereka (?). Akhirnya sampailah mereka di minimarket. Kyuhyun pun turun dari mobil dan berjalan menuju Minjae dan membukakan pintu untuknya. MInjae pun keluar dari mobil. Lalu ia menatap Kyuhyun.
"Oppa, gomawoyo. Terima kasih sudah mengantarku." Kyuhyun hanya mengangguk. Saat Minjae hendak masuk kedalam mini market, Kyuhyun menahan tangannya.
"Aku akan menemanimu belanja."
Akhirnya mereka pun belanja bersama. Kyuhyun membantu membawakan trolly untuk Minjae, sementara Minjae memilih dan memilah bahan makanan yang harus dibelinya. Sepanjang mereka memilih bahan makanan, mereka tak berhenti-berhentinya mengobrol. Bahkan mereka lebih dominan bercanda sepanjang mereka belanja. Sepertinya Minjae lega bisa akrab kembali dengannya.
Tak terasa Minjae sudah mengambil semua bahan makanan yang dibutuhkan. Waktunya untuk membayar semua belanjaan. Mereka pun berjalan menuju kasir untuk membayar semua belanjaan. Setelah itu mereka pun kembai kedalam mobil.
"Oppa, sekali lagi terima kasih karena sudah menemaniku belanja. Gomawo."
"Ne, sama-sama. Oh ya, kau yakin mau pulang naik bus dengan membawa belanjaan sebanyak ini? Sebaiknya sekalian aku antar kau pulang, ya?"
"Ne? Baiklah."
@ Park Minjae's House
"Sini, kubantu bawa belanjaannya." Ucap Kyuhyun menawarkan diri. Lalu ia pun membawa sebagian belanjaan Minjae masuk kedalam rumah. Setelah ia sampai didepan pintu rumah, ia terhenti seketika. "Sepertinya aku pernah kemari sebelumnya.."
Mendengar itu, ekspresi Minjae pun berubah 1800. Ia pun menjawab seraya menundukan kepalanya, "Bahkan sering."
Sontak Kyuhyun beralih menatap Minjae, "Benarkah? Kajja, sebaiknya kita masuk." Mereka pun masuk kedalam rumah.
"Jagiya, kau sudah pulang? Mana belanjaannya. Sini ibu… Eh, Kyuhyunie? Kau kemari?" ucap Ibu Minjae yang seketika terkejut melihat Kyuhyun ada di hadapannya.
Awalnya Kyuhyun sempat bingung. Namun ia segera menjawab, "Ne, omonim."
"Masuk, masuk. Tolong bawa belanjannya ke dapur ya."
Kyuhyun dan Minjae pun membawa belanjaannya ke dapur dan meletakannya disana. Mereka pun kembali ke ruang tamu.
"Duduklah dulu. Aku akan mengambilkanmu minum." Minjae pun segera melangkah ke dapur. "Oh, Baiklah."
Tak lama Minjae pun kembali ke ruang tamu. "Ini minumanmu." "Ne, gomapta."
"Euurhh.. Kyuhyun-ssi. Aku hanya ingin memberitahumu. Besok.. aku akan kembali ke New York.." Kyuhyun yang mendengar itu tiba-tiba tersedak minumannya sendiri. "Mwo? Kenapa cepat sekali?"
"Aku masih banyak jadwal kuliah disana, dan, aku juga belum sempat menyelesaikan tugasku. Jadi besok aku harus kembali." "Besok kan ulang tahunku, kau yakin besok akan kembali? Kau tidak ingin dating ke rumahku dulu?"
"Aku rasa itu tidak akan keburu. Aku mengambil pesawat yang berangkat pada pagi hari. Aku tidak yakin bisa mampir ke rumahmu dulu" Minjae sempat menghela napas sejenak, "Mungkin aku hanya akan memberimu hadiah saja.."
"Benarkah? Kalau begitu sekarang saja." "Tidak bisa sekarang. Besok baru bisa. Jika sekarang aku belum membeli barangnya."
"Oh, baiklah."
***
"Sebaiknya kau pulang, Kyuhyun-ssi."
"Baiklah kalau begitu aku pamit. Sampaikan salamku pada eommamu, dan bilang juga padanya aku pamit."Kyuhun pun segera pergi dari rumah Minjae.
Park Minjae's POV
Selamat tinggal, Oppa. Aku mungkin tidak akan menemuimu lagi.
Aku pun berjalan menuju kamarku dengan sempoyongan. Tak terasa air mataku sudah membasahi pipiku. Kuraih kalung yang terletak di meja kamarku. "Mungkin hanya ini yang bisa kuberikan padamu, oppa. Hanya ini yang kupunya." Tak terasa air mataku semakin deras dan semakin membasahi pipiku.
Park Minjae's POV End
Keesokan Harinya…
Teriknya sinar matahari yang terpancar dibalik jendela kamar, membuat Cho Kyuhyun terpaksa terbangun dari tidurnya. Pukul 06:00 pagi. Entah kenapa badannya terasa sangat sakit sekali. Ia terbangun dan merubah posisi tidurnya menjadi duduk diatas kasurnya. Ia melihat calendar yang terpajang di dinding kamarnya. Hari Minggu. Hari yang sangat menyenangkan karena tidak akan ada setumpuk pekerjaan di kantor yang sangat menggangunya. Dan ditambah, hari ini merupakan hari yang sangat amat special baginya. Hari ini tepat 26 tahun ia terlahir ke dunia. Ia amat menyukai setiap hari ini dating. Hari ulang tahunnya. Tapi tiba-tiba pintu kamarnya ada yang mengetuk.
"Kyuhyun-ah, ada kiriman paket untukmu."
Sontak ia berjalan menuju pintu, lalu ia membukanya. "Dari siapa, eomma?" "Eomma juga tidak tahu. Sebaiknya kau buka sendiri." Kyuhyun pun mengambil paket itu. Sebelum Ibunya pergi, tiba-tiba ia membalikkan kembali tubuhnya dan mencium pipi putranya itu.
"Happy Birthday, jagiya." "Ne eomma."
Kyuhyun pun menutup pintu kamarnya dan berjalan menuju kasurnya seraya memegang paket tersebut. Ia pun kembali duduk di kasurnya. Perlahan ia mebuka isi paket tersebut. Dilihatnya isi paket tersebut, dan ternyata isinya adalah sebuah kado berwarna pink dengan sebuah pita ungu yang mengelilinginya, diatasnya juga tertempel setangkai mawar merah muda yang cantik. Kyuhyun pun mengambil mawar itu dan membuka isi kado tersebut perlahan. Setelah dibuka isinya, dilihatnya hanya kertas-kertas yang disobek-sobek, diatasnya terdapat sepucuk surat. Diambilnya surat tersebut, lalu ia membukanya.
Kyuhyun-ah
Oppa, jika kau sudah membuka kado ini, aku pasti sudah ada di Bandara. Bahkan mungkin aku sudah berada di dalam pesawat.
Oppa, saengil chukhahanda. Maaf aku tidak bisa mengucapkan secara langsung dihadapanmu. Tapi aku harus kembali.
Mungkin hanya hadiah ini yang bisa kuberikan padamu. Hitung-hitung sebagai kenang-kenangan terakhirku. Aku tidak akan bisa menemuimu lagi setelah ini, oppa. Kemungkinan aku tidak akan kembali. Maafkan aku, oppa.
Selamat Tinggal…..
Ah, satu lagi..
HAPPY BITHDAY MY LOVE
-Park Minjae-
Kyuhyun's POV
Dia tidak akan kembali?
Ada apa ini? Perasaan apa ini? Kenapa aku merasa sakit sekali? Kenapa dadaku sesak sekali? Kenapa aku merasa tidak ingin ditinggalkan olehnya? Ada apa denganku?
Aku pun meraih isi kado yang tertutup oleh kertas-kertas putih itu. Kucari-cari akhirnya aku dapat mengetahui isinya. Ku ambil isi kado itu. Sebuah kalung. Kalung bergandulkan sepasang lumba-lumba biru.
Kenapa kpalaku tiba-tiba pusing sekali? Ada apa ini?
Kyuhyun's POV End
Tiba-tiba secarik memori datang secara tiba-tiba dan menghantam otak Kyuhun. Memori-memori yang belum pernah ia alami semenjak ia kecelakaan yang merenggutnya enam tahun silam. Ia juga dapat melihat wajah Minjae disana. Mereka tertawa bersama, mereka bergandengan tangan, bahkan saat-saat yang intim pun, tergambar di otaknya. Dan kalung itu, kalung yang kini ia genggam, dulu itu pemberiannya. Ia bisa ingat semua itu. Dan saat ia berpisah dengan Minjae delapan tahun lalu, itu pun juga tergambar di otaknya
Kyuhyun kini mengingat semuanya. Kyuhyun kini mengingat semua tentang Minjae.
Kyuhyun sedari tadi memeras kepalanya mengingat semua memori itu. Kemudian ia tersadar. Ia pun menggenggam erat kalung itu. Tak lama kemudian ia berlari sekencang mungkin menuju garasinya dan ia pun segera menancapkan gasnya. Ia pun segera meluncurkan mobilnya dan bergegas menuju Bandara Incheon. Persetan dengan ramainya jalanan sekarang ini, yang penting ia harus sesegera mungkin sampai di Bandara –memastikan cintanya tidak lagi meninggalkannya untuk kedua kalinya.
Akhirnya ia pun sampai di Bandara Incheon. Ia pun segera berlari seceat mungkin menuju kedalam Bandara. Ia tak pedulu dengan umpatan-umpatan orang-orang disekitarnya karena telah ia tabrak. Ia tidak peduli. Ia harus bertemu dengan Minjae sekarang juga.
Sudah beberapa kali ia mencari ke seluruh penjuru demi bisa bertemu dengan kasihnya. Tapi ia belum juga bertemu dengannya. Dan akhirnya disanalah dia. Minjae terlihat tengah duduk di kursi tempat dimana para penumpang menunggu kedatangan pesawat mereka. Tanpa berpikir panjang lagi Kyuhyun langsung berlari kesana dan dipeluknya Minjae erat-erat.
Minjae yang mendapat perlakuan itu secara tiba-tiba oleh Kyuhyun merasa bingung sekaligus terkejut. "Ya! Neo wae geurae? Kyuhyun-ssi."
"Diamlah. Tetaplah seperti ini." Ucapnya dengan nada suara seperti sedang menahan tangis. Tapi toh ia tidak bisa lagi menahan lagi menahan tangisnya. Air mata bening itu turun begitu saja dari pelupuk matanya. Semakin lama semakin membasahi pipinya yang mulus itu.
Minjae terkejut dengan Kyuhyun yang satu ini. Kyuhyun menangis. Ada apa dengannya, pikir Minjae. Sontak Minjae melepaskan pelukannya. "Kyuhyun-ssi, neo wae geuraeyo? Kau menangis?"
Kyuhyun sempat diam sejenak –membiarkan air matanya turun begitu saja. Ini membuat Minjae semakin khawatir. "Oppa!"
Sedetik kemudian Kyuhyun kembali memeluk Minjae. "jebal, jangan tinggalkan aku lagi. Aku tidak mau kehilanganmu untuk kedua kalinya.."
Mendengar pernyataan Kyuhyun, MInjae tersadar. Ia mengerti apa yang dikatakan Kyuhyun. Ia tak menyangka Kyuhyun ingat semuanya. Semua tentangnya. Tak teraa air matanya pun ikut jatuh. Ia pun memeluk Kyuhyun lebih erat lagi seraya berkata, "Oppa… Oppa… andwae oppa. Aku tidak akan meninggalkanmu lagi. Aku berjanji."
Lama sekali mereka berpelukan. Setelah terasa cukup mereka melepas rindu, Minjae pun melepas pelukannya perlahan seraya memasang senyum yang luar biasa indah.
"Oppa.. saengil chukhahaeyo. HAPPY BIRTHDAY.. MY LOVE."
-THE END-

No comments: